Haiii gaes,
Apa kalian dalam keadaan baik ?? Atau sedang berkeluh kesah karena sedang bokek hehehe kalau gitu kita sama yah gaes hehehe. Kali ini gue akan ngomongin soal skin care kalik yah hehehe. Mungkin syudah pada bosen liatin blog gue ngomongin soal review produk terus hehehehe, sebenernya sih ada beberapa produk yang kepingin gue share hehehe tapi gue masih dalam kesibukan membabu buta hehehe jadi belum sempet foto - fotoin produknya. Yah kalau udah sibuk kerja dan berkutat dengan urusan kerjaan jadinya syuka rada males karena waktu istirahatnya lebih banyak dihabiskan buat lenyeh - lenyeh dan bobo cantik, jadi apa kabar deh sama blog ini hiks. Tapi yaudah lah yah yang penting masih dikasih kesempatan untuk nulis hehehe walau masih amatir 😆.
Kali ini gue mau bahas soal SUNSCREEN ini penting loh gaes penting!!. Sebagai wanita yang aktif *cielah hahaha, kadang gue amat sangat masa bodo soal yang satu ini ah entahlah karena gue super males harus melapisi muka gue dengan banyak pelembab. Padahal skincare yang satu ini adalah salah satu yang paling penting. Dan gue akan share SUNSCREEN yang aman untuk digunakan versi via Consumer Advocate.
Sekarang ini matahari semakin amat sangat tidak bersahabat ditambah dengan global warming issue yang semakin marak. Saat ini kesadaran akan memakai sunscreen pun makin meningkat namun sunscreen yang kita pakai apakah sudah jelas kandungannya? Apakah bisa memproteksi kulit kita dengan baik dan menyeluruh? Dan apakah cara kita untuk mengaplikasikannya sudah betul? atau jangan - jangan masih banyak yang keliru.
Menurut Dr. Ibrahimi dari Connecticut Skin Institut " Kebanyakan orang tidak menggunakan tabir surya dalam jumlah yang cukup untuk mencapai jumlah matahari seperti yang diiklankan". Maksudnya rata - rata banyak dari kita yang kurang menyadari tentang hal ini tidak melakukan sesuai instruksi yang ada dan memakai hanya sekali dan tidak secara berkala. Padahal perlu di re-apply agar sunscreen bisa melakukan kerjanya dengan baik yaitu memproteksi kulit kita dari sinar matahari.
Chemical Sunscreen VS Mineral Chemical Sunscreen || Banyak diantara kalian yang pastinya bertanya - tanya perbedaan antara kedua ini. Bahan ini adalah salah satu yang paling penting yang akan menentukan bagus atau tidaknya produk sunscreen yang kamu pakai. Chemical Sunscreen yaitu tabir surya yang melindungi kulit dengan cara menyerap sinar radiasi UV dan mengubahnya menjadi energi panas dan energi panas tersebut akan dilepaskan melalui permukaan kulit dan jelas ini akan cepat terhapus oleh kulit dan karena sifatnya yang mudah menyerap ini lah yang menjadi faktor terbesar kenapa sering sekali kulit menimbulkan reaksi alergi saat memakai tabir surya dengan jenis ini. Sedangkan Mineral Chemical Sunscreen atau biasa disebut juga Physical Sunscreen jenis ini adalah tabir surya mineral yang bertindak sebagai perisai fisik antara kulit dan sinar matahari, sehingga sinar UV memantul dan tidak masuk kekulit. Kandungan jenis mineral ini ada di bahan Titanium Dioxidize dan Zinc Oxidize bahan ini adalah bahan kimia yang paling sering dipakai dan jadi bahan utama dalam pembuatan Sunscreen karena dapat melindungi kulit dari sinar radiasi UV A. Tapi nih tapi karena teksturnya yang kental berpotensi untuk menyumbat ke pori - pori weks 😐.
SPF (Skin Protecting Factor) || Yah sering kali gue salah kaprah soal ini hiks. Gue selalu mengira dengan tingginya SPF maka kulit gue akan terlindungi dari sinar matahari. SPF atau Skin Protecting Factor adalah tingkat ukuran yang menetukan tingkat perlindungan dari sebuah produk. Sering kali kita salah kaprah mengenai hal ini dan beranggapan semakin tinggi SPF maka akan melindungi kulit lebih lama dari sinar UV. Sinar UV A adalah salah satu pemicu terbesar sebagian besar kasus kanker kulit berkembang dan sementara Sinar UV B radiasi yang bisa memicu kerusakan kulit. Cara penghitungan SPF yang bisa dilihat dari jumlah SPF-nya, contoh nya kalau sunscreen yang ber SPF 30 berarti bisa melindungi kulit selama 300 menit dari sinar matahari. Menurut Dr. James Worry dari Dermatology Pittsburgh " Sekarang, Anda mungkin berpikir, "Nah, bukankah seharusnya SPF 75 melindungiku lebih lama lagi?" Tidak juga. Tabir surya yang diaplikasikan dengan benar memerlukan aplikasi ulang setiap dua sampai tiga jam, jadi sementara matematika mungkin menentukan bahwa SPF 75 akan melindungi Anda selama 750 menit kesenangan bebas-bakar, Anda sebenarnya tidak dapat bertahan selama 750 menit tanpa menaruhnya lagi, jadi sedikit Dari titik diperdebatkan begitu Anda sampai di SPF 30, tidak ada perbedaan di luar [itu]. Ada perbedaan besar di luar 10 atau 15, meskipun. Dengan kata lain, jika corak Anda sangat adil, tabir surya dengan SPF 15 mungkin tidak bekerja sebaik mungkin untuk seseorang dengan lebih banyak melanin di kulit mereka, jadi 30 adalah taruhan yang lebih aman secara umum ". Jadi nih gaes intinya ga usah terlalu gede kadar SPF sunscreen yang kamu beli at least SPF 30, untuk bisa melindungi dari sinar UV A dan UV B. Jadi dah tau dong pentingnya SPF tuh apa tapi ga bakalan efek kalau cuma satu kali pemakaian aja mesti 2 - 3 re-apply.
SUNSCREEN SPRAY || Sunscreen datang dalam berbagai bentuk ada yang berbentuk gel, stick macem kaya deodorant, lotion yang paling sering ditemui dan yang berbentuk spray yang jauh lebih praktis dan gampang untuk digunakan. Sunscreen jenis spray ini banyak pro kontra, pro nya udah pasti karena pemakaian yang gampang untuk di re - apply juga praktis karena cuma tinggal semprot aja. Sementara kontranya adalah saat disemprot kan ke wajah atau tubuh ada bagian yang terlewat atau kurang banyak terkena spray dan tidak sengaja terkena baju saat spray yang menimbulkan noda saat disemprot. Lebih buruk lagi bukan melindungi kulit tapi malah terhirup oleh kita dan bahan kimia tersebut masuk kedalam tubuh, duh no no banget kan. FDA (Food and Drugs Administration) lembaga pengawas obat makanan di Amerika atau kalau disini Badan POM hahaha, tidak menyarankan dalam menggunakan sunscreen jenis semprot ini terutama untuk anak - anak untuk saluran pernafasan mereka. Jadi kalau mau amannya semprot di tangan lalu oles kewajah sedikit lebih baik ketimbang menyemprotnya untuk menghindari hal buruk terjadi pada terhirup oleh paru - paru.
So it's time for sayin good bye for your spray sunscreen.
OXYBENZONE, OCTINOXATE, RETINYL PALMITATE || Apakah kalian merasa awam dengan bahan kimia ini sama gue juga HAHAHA. Gue jelaskan bahan kimia ini versi via Consumer Advocate.
Oxybenzone telah mendapatkan cukup banyak reputasi buruk sehingga banyak perusahaan memberi label tabir surya mereka sebagai "Oxybenzone-Free" tepat di atas kotak. Meskipun - dan octinoxate - saat ini disetujui oleh FDA untuk dimasukkan ke dalam tabir surya topikal, ada pilihan yang lebih aman dan efektif di luar sana. Oxybenzone khususnya telah dilaporkan menyebabkan tingkat reaksi alergi yang cukup tinggi untuk mengangkat beberapa alis. Environmental Working Group (EWG) juga melaporkan bahwa hal itu dapat mengganggu tingkat estrogen dalam tubuh, dan telah dikaitkan dengan endometriosis pada wanita.
Octinoxate tampaknya tidak berpotensi berbahaya seperti oksitosin, namun memiliki kemungkinan reaksi alergi yang lebih tinggi, bahkan pada orang-orang yang tidak memiliki kulit sensitif atau rentan terhadap alergi. (Cinnamates, yang mana okuloksatnya satu, telah terbukti menyebabkan reaksi merugikan sesekali, misalnya.)
Retinyl palmitate itu sedikit lebih rumit. Sementara retinil palmitat (juga dikenal sebagai Vitamin A palmitate) dikenal dengan kualitas antioksidannya, tidak semua orang setuju bahwa Anda harus menggabungkannya dengan paparan sinar matahari. Menurut laporan tahun 2012 dari Program Toksikologi Nasional pemerintah, retinil palmitat sebenarnya dapat mempercepat pengembangan sel ganas bila diterapkan tepat sebelum pergi keluar di bawah sinar matahari. Tapi, penelitian itu hanya meneliti retinil palmitat, tidak retinil palmitat di tabir surya - untuk menarik kesimpulan bahwa retinil palmitat masih merupakan ide yang buruk bahkan pada produk yang melindungi kulit kita dari sinar matahari, para ilmuwan mengatakan bahwa kita memerlukan lebih banyak sains. Agar aman, kami menawarinya untuk sementara.
Ketiga bahan kimia ini masih jadi bahan perdebatan tapi gada salahnya untuk berhati - hati untuk ketiga bahan ini karena bisa jadi ini ada di sunscreen yang kamu pakai.
Jadi udah tau dong kira - kira sunscreen apa yang aman yang akan kamu pakai nantinya untuk kulit kamu. Wanna more details ?? Go to Consumer Advocate page untuk informasi lengkapnya disana akan lebih lengkap ngebahas jenis sunscreen yang bagus dan aman untuk kulit.
Yas segitu dulu deh dari gue hahaha soalnya gue mulai pegel nulis hehehe. Next gue akan review produk kembali so wait yaa hehehe. See yaaa on my next post ❤.
So it's time for sayin good bye for your spray sunscreen.
Via : google |
OXYBENZONE, OCTINOXATE, RETINYL PALMITATE || Apakah kalian merasa awam dengan bahan kimia ini sama gue juga HAHAHA. Gue jelaskan bahan kimia ini versi via Consumer Advocate.
Oxybenzone telah mendapatkan cukup banyak reputasi buruk sehingga banyak perusahaan memberi label tabir surya mereka sebagai "Oxybenzone-Free" tepat di atas kotak. Meskipun - dan octinoxate - saat ini disetujui oleh FDA untuk dimasukkan ke dalam tabir surya topikal, ada pilihan yang lebih aman dan efektif di luar sana. Oxybenzone khususnya telah dilaporkan menyebabkan tingkat reaksi alergi yang cukup tinggi untuk mengangkat beberapa alis. Environmental Working Group (EWG) juga melaporkan bahwa hal itu dapat mengganggu tingkat estrogen dalam tubuh, dan telah dikaitkan dengan endometriosis pada wanita.
Octinoxate tampaknya tidak berpotensi berbahaya seperti oksitosin, namun memiliki kemungkinan reaksi alergi yang lebih tinggi, bahkan pada orang-orang yang tidak memiliki kulit sensitif atau rentan terhadap alergi. (Cinnamates, yang mana okuloksatnya satu, telah terbukti menyebabkan reaksi merugikan sesekali, misalnya.)
Retinyl palmitate itu sedikit lebih rumit. Sementara retinil palmitat (juga dikenal sebagai Vitamin A palmitate) dikenal dengan kualitas antioksidannya, tidak semua orang setuju bahwa Anda harus menggabungkannya dengan paparan sinar matahari. Menurut laporan tahun 2012 dari Program Toksikologi Nasional pemerintah, retinil palmitat sebenarnya dapat mempercepat pengembangan sel ganas bila diterapkan tepat sebelum pergi keluar di bawah sinar matahari. Tapi, penelitian itu hanya meneliti retinil palmitat, tidak retinil palmitat di tabir surya - untuk menarik kesimpulan bahwa retinil palmitat masih merupakan ide yang buruk bahkan pada produk yang melindungi kulit kita dari sinar matahari, para ilmuwan mengatakan bahwa kita memerlukan lebih banyak sains. Agar aman, kami menawarinya untuk sementara.
Ketiga bahan kimia ini masih jadi bahan perdebatan tapi gada salahnya untuk berhati - hati untuk ketiga bahan ini karena bisa jadi ini ada di sunscreen yang kamu pakai.
Jadi udah tau dong kira - kira sunscreen apa yang aman yang akan kamu pakai nantinya untuk kulit kamu. Wanna more details ?? Go to Consumer Advocate page untuk informasi lengkapnya disana akan lebih lengkap ngebahas jenis sunscreen yang bagus dan aman untuk kulit.
Yas segitu dulu deh dari gue hahaha soalnya gue mulai pegel nulis hehehe. Next gue akan review produk kembali so wait yaa hehehe. See yaaa on my next post ❤.