Sadar ngga sih, kita kadang suka banget kemakan iklan dari produk kosmetik yang semakin banyak sekarang ini. Gue sendiri pun mengalami yang namanya "impulsive buying", gara-gara kemakan iklan yang klaimnya tuh bikin gue suka mupeng sendiri. Belum lagi kalau iklannya tuh, pas banget muncul di saat kondisi kulit memang lagi beneran bermasalah. Apalagi sekarang ini dengan era yang serba digital, dampak sosial media seperti tiktok atau instagram semakin membuat kita impulsif untuk membeli. Selain itu, dampak banyaknya review oleh para influencer semakin mempengaruhi kita untuk membeli juga. Pasti kalian juga gitu kan hehe, ayo ngaku aja lah. Gue pribadi sih pernah punya pengalaman yang kurang enak sih gara-gara impulsive buying yang gue lakukan. Karena gue jadi membeli produk tersebut, gara-gara kemakan iklannya di instagram. Pastinya sudah tahu lah akhirnya jadi gimana di kulit gue, jadi breakout dan bikin salah satu breakout yang cukup parah di saat itu.
Jenis kulit gue sendiri termasuk oily-dehydrated yang mengalami dehidrasi pada kulit, jadi kadar air di kulit wajah kurang dan membuat wajah gue jadi makin memproduksi banyak sebum(minyak alami pada wajah). Jadinya, kulit gue kadang suka gampang jerawatan dan juga gampang banget beruntusan. Dalam memilih produk skincare atau kosmetik gue juga selalu lihat soal klaim atau manfaat dari produk skincare yang akan gue beli nanti. Namun sayangnya, beberapa produk kosmetik yang gue beli tidak sesuai dengan klaim yang ditawarkan. Karena semakin banyak produsen kosmetik saat ini, tidak jarang banyak klaim-klaim yang menyesatkan dan tidak dapat dipertanggung jawabkan kredibilitasnya. Meskipun klaim tersebut adalah salah satu strategi marketing oleh para produsen atau brand kosmetik tidak jarang banyak yang menyesatkan dan merugikan kita sebagai konsumen.
VALIDASI KLAIM UNTUK BRAND KOSMETIK
Dalam industri kosmetik, produk klaim merupakan salah satu strategi pemasaran yang populer dan paling sering kita temui, baik pada kemasan produk maupun melalui materi iklan pada berbagai platform media. Berbagai merek kosmetik menggunakan klaim produk sebagai narasi untuk memperkenalkan produk mereka kepada konsumen dengan menjelaskan manfaat dan hasil yang bisa didapatkan dari penggunaan produk tersebut. Gue sendiri masih suka tergiur dan kemakan oleh janji-janji manis yang ada pada klaim produk kosmetik. Meskipun klaim yang digunakan sebagai salah satu strategi pemasaran oleh brand kosmetik tersebut. Tidak jarang masih banyak brand-brand kosmetik yang selalu "overclaim" atau selalu melebih-lebihkan kata-kata klaim di setiap produk kosmetik mereka.
Sementara klaim yang digunakan untuk memasarkan kosmetik harus jujur. Klaim pemasaran tidak boleh menghubungkan produk dengan properti atau efek yang sebenarnya tidak dimiliki produk tersebut, dan semua klaim yang dibuat harus dapat dibuktikan. Menurut Cosmetic, Toiletry & Perfumery Association (CTPA) dan Advertising Standard Authority (ASA) mengkategorikan klaim produk kosmetik menjadi 5 kategori, yaitu:
- Performance claim, klaim yang berkaitan dengan efek suatu produk seperti “Mengurangi garis halus” atau “Melindungi kulit selama 24 jam”,
- Ingredients claim, yang menyatakan kandungan atau kombinasi dari kandungan yang memberikan khasiat tertentu pada produk, misalnya “Mengandung retinol untuk mengurangi kerutan”,
- Sensory claim, yang terkait dengan sensasi atau pengalaman sensori saat menggunakan produk, seperti “Membuat kulit terasa halus dan lembut”, atau dapat juga berupa estetika produk sensori, seperti “Roll-on applicator”
- Combination claim, yaitu klaim gabungan dari klaim-klaim tersebut di atas,
- Comparison claim, atau klaim perbandingan untuk menggambarkan komparasi produk dengan produk lainnya agar konsumen dapat melihat perbedaan yang signifikan dari keduanya.
Dari pihak perusahaan kosmetik harus bisa mengklasifikasi dan menentukan kategori dari klaim tersebut, lalu setelahnya perusahaan kosmetik harus bisa memberikan bukti terkait, yaitu bukti ilmiah yang dapat divalidasi untuk bisa membuktikan kebenaran mengenai klaim tersebut. Biasanya, untuk validasi klaim yang akurat dibutuhkan pengujian terkait mengenai produk kosmetik tersebut. Nah, untuk mengetahui kebenaran mengenai validasi klaim di produk kosmetik sudah ada lembaga khusus yang melayani uji riset kosmetik. Salah satu dari lembaga uji riset dermatologis tersebut adalah Skinproof. Lembaga uji riset yang sudah banyak dipercaya oleh brand-brand ternama di Indonesia.
PERANAN PENTING SKINPROOF UNTUK PARA BRAND KOSMETIK
Kalau kalian masih bertanya-tanya Skinproof itu perusahaan apa berarti kalian belum baca artikel gue mengenai Skinproof, soalnya gue sudah pernah bahas sebelumnya mengenai Skinproof. Tapi, kalau ada reader yang baru mampir di blog ini, gue jelasin lagi deh detailnya mengenai Skinproof.
"Skinproof (PT Dermalab Asia) merupakan anak perusahaan Arya Noble yang bergerak di bidang evaluasi produk kosmetik dan riset konsumen. Berdiri sejak 2017, Skinproof kini telah berkembang menjadi Clinical Research Organization dan telah melayani berbagai perusahaan kosmetik ternama dalam hal consumer insight, cosmetic claim support, sensory research hingga konsultasi dan layanan regulasi. Didukung oleh tenaga ahli di bidangnya dan lebih dari 8.000 panelis di kota-kota besar di Indonesia, Skinproof terus berupaya untuk menginovasi dan memberikan solusi dalam pengembangan produk kosmetik, memberikan dukungan holistik kepada klien Skinproof, dan mengedukasi konsumen mengenai keamanan dan efektifitas produk secara netral dan independen."
Arya Noble sendiri adalah perusahaan holding strategis investasi yang berbasis di Indonesia yang telah banyak membentuk grup perusahaan di bidang kecantikan, perawatan pribadi, kuliner dan industri lainnya. Brand-brand yang ada dibawah naungan Arya Noble ini sudah cukup terkenal dan sudah banyak mendapat penghargaan. Pastinya sudah ngga asing untuk kalian seperti ERHA, Dermies, DermaXP, Marco, Genero, Nouria dan juga Skinproof.
Sebelum produk kosmetik berada di tangan konsumen, disini lah peranan penting Skinproof sebagai jembatan antara produsen kosmetik dengan konsumen. Skinproof sebagai lembaga uji riset dermatologis akan melakukan uji evaluasi produk kosmetik dengan metode-metode seperti sensory property analysis, consumer testing, in vivo clinical/expert assessment, instrumental test, atau in vitro/ex vitro test. Apalagi Skinproof sendiri sudah memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam melakukan produk testing dan consumer research yang didukung oleh tenaga ahli dalam bidangnya. Selain itu, telah memiliki 8.000 panelis yang telah tersebar di kota-kota besar di Indonesia, serta bekerja sama dengan Denova Science Pte Ltd salah satu lembaga dermatologis yang berpusat di Singapura.
Sejak didirikan tahun 2017, Skinproof telah dipercaya oleh berbagai brand ternama seperti White Lab, Somethinc, Erha, Paseo, Wardah dan masih banyak lagi, untuk melakukan serangkaian uji riset yang di lakukan oleh Skinproof. Layanan uji riset tersebut meliputi consumer insight, cosmetic claim support, sensory research hingga konsultasi dan layanan regulasi untuk produk kosmetik. Kedepannya, Skinproof akan terus berupaya untuk melakukan inovasi layanan untuk dapat memberikan solusi dalam pengembangan produk kosmetik, memberikan dukungan holistik kepada para klien Skinproof, dan mengedukasi konsumen mengenai keamanan dan efektifitas produk secara netral dan independen.
TIPS MEMILIH KOSMETIK SESUAI DENGAN KEBUTUHAN DAN AMAN
Menurut Ibu Theresia Sinandang sebagai Head of Skinproof, bahwa dalam memilih kosmetik yang tepat, pertama konsumen harus mengetahui hal yang mendasar, yaitu kondisi kulit dan permasalahan kulit masing-masing. Menurut beliau "Kondisi kulit setiap orang berbeda, sehingga produk yang cocok bagi seseorang mungkin tidak cocok pada kulit orang lain karena kulitnya memiliki kebutuhan yang berbeda. Oleh sebab itu, sebelum memilih produk, penting untuk mengetahui kondisi dan kondisi kulit agar dapat mendapatkan produk yang sesuai," jelasnya. Selain itu, beliau menambahkan "Dengan akses informasi yang tersedia luas saat ini, konsumen bisa mendapatkan sumber informasi yang kredibel untuk mengetahui kandungan kosmetik dan efeknya terhadap kulit dengan sangat mudah. Sehingga dengan mengetahui kandungan kosmetik dan efeknya, konsumen dapat mempertimbangkan dengan baik apakah suatu produk sesuai dengan kebutuhan kulitnya atau tidak, saat membaca label produk tersebut," tutupnya. Nah, ini kata ahlinya loh, berikut gue akan rangkum untuk tips saat memilih atau sebelum membeli kosmetik :
- Cek jenis kulit dan kondisi kulit, serta permasalahan kulit yang dimiliki. Jadi, meskipun sama-sama punya jenis kulit oily belum tentu produknya akan memberikan dampak yang sama. Karena biasanya hal seperti ini juga dipengaruhi oleh faktor riwayat genetik atau kondisi lingkungan. Ini berdasarkan pengalaman pribadi gue juga sih hehe.
- Selalu research mengenai kredibilitas produk kosmetik tersebut. Melalui izin edar produk tersebut apakah sudah memiliki izin edar dari BPOM dengan memastikan lewat scan barcode QR yang tertera pada kemasan atau langsung cek melalui website resminya.
- Cek produk kosmetik di bagian yang sudah di uji riset oleh ahli dermatologis. Seperti ada label tulisan "hypoallergenic","telah di uji secara klinis","tidak cocok untuk ibu hamil". Untuk memastikan kembali bahwa produk tersebut benar telah di uji oleh ahli dermatologis seperti Skinproof.
- Selalu cek bahan kandungan yang terdapat pada kosmetik. Nah, seperti penjelasan Ibu Theresia mengenai kondisi kulit, kita pun harus tahu kira-kira apakah ada kandungan tertentu yang memicu atau bereaksi negatif pada kulit kita. Agar kita bisa lebih berhati-hati dalam memilih produk sebelum membelinya.
- JANGAN IMPULSIF, ini berlaku untuk semua dan gue hehe. Platform media sosial adalah salah satu marketing yang luar biasa sih memang. Tapi, jangan sampai karena kita kemakan "marketing iklan" atau pun "review influencer", kita jadi bertindak impulsif dan ikut-ikutan gara-gara cuma karena lagi "trend". Pastikan selalu membeli dan memilih produk sesuai dengan isi dompet terutama dan juga kebutuhan kita.
Jadi, selalu pastikan berhati-hati sebelum membeli kosmetik atau skincare dan pastikan membaca label kemasan dengan seksama. Untuk menghindari kurangnya informasi mengenai produk kosmetik dan juga mengurangi efek resiko dari dampak produk kosmetik sebelum kita membelinya.
Sebagai salah satu layanan uji riset dermatologis yang sudah banyak di percaya oleh para brand-brand besar. Skinproof selalu berkomitmen akan selalu memberikan edukasi yang tepat lewat workshop yang mereka selenggarakan atau lewat official sosial media mereka. Selain itu, Skinproof menerima kerjasama bagi brand-brand yang ingin menguji produk kosmetik mereka lewat Skinproof. Lalu, buat kalian yang ingin jadi salah satu volunteer Skinproof bisa banget kalian cek info lengkapnya di website resmi mereka, link-nya akan gue taro dibawah yah. Thank you teman yang sudah baca ini sampai habis semoga bermanfaat!
Official Website :
Official Instagram :
source image : dok.pribadi & skinproof
source info : skinproof website